UNICEF: udara beracun ancam otak
dan paru-paru bayi
image.iyaa.com
Sekitar 17 juta bayi di dunia tinggal di daerah dengan
pencemaran udara
enam kali lipat dari ambang batas disarankan dan perkembangan otak
mereka terancam, kata Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa
(UNICEF) pada Rabu.
Sebagian besar dari bayi tersebut -lebih dari 12 juta- berada di Asia
Selatan, kata kajian tentang anak-anak berusia kurang dari setahun,
menggunakan citra satelit untuk melacak daerah terdampak paling parah.
"Pencemar tidak hanya membahayakan paru-paru, yang berkembang pada
bayi, juga dapat secara tetap merusak otak mereka, yang sedang
berkembang. Dengan demikian, masa depan mereka terancam," kata direktur
eksekutif UNICEF Anthony Lake.
Setiap pencemaran udara di atas ambang batas disarankan Organisasi
Kesehatan Dunia dapat berbahaya bagi anak-anak dan ancaman tersebut
berkembang seiring dengan pemburukan pencemaran, kata UNICEF.
Pencemaran udara terkait erat dengan asma, pneumonia, bronkitis dan
infeksi pernafasan lainnya, menurut badan tersebut.
Temuan ilmiah tentang hubungannya dengan perkembangan otak masih belum
dapat dipastikan, namun bukti yang berkembang pesat merupaka "alasan
pasti untuk menjadi perhatian", demikian Nicholas Rees dari UNICEF,
penulis laporan tersebut.
Perkembangan otak dalam 1.000 hari pertama kehidupan anak sangat
penting untuk pembelajaran, pertumbuhan dan agar mereka "mampu
melakukan segala sesuatu yang mereka inginkan dan cita-citakan dalam
hidup", katanya.
"Banyak fokus terus memastikan anak-anak memiliki pendidikan bermutu,
tapi yang juga penting adalah perkembangan otak itu sendiri," tambahnya
seperti dilansir Thomson Reuters Foundation.
Sumber
Berita : https://www.antaranews.com/berita/...
Sumber Gambar : http://si.wsj.net/public/resources/...
antaranews.com,
07 Desember 2017
|