Kenali
Gejala Kanker Paru dan Penanganan yang Tepat
image
: obatherbal-murah.com
Hampir
90 persen pengidap kanker paru disebabkan oleh rokok, baik yang aktif
maupun pasif. Dokter spesialis paru konsultan onkologi toraks dari
Rumah Sakit (RS) Indriati Solo Baru, dr. Ana Rima Sp.P(K), mengatakan
di dalam asap rokok mengandung banyak zat racun yang menyebabkan
kanker.
Rokok juga memiliki zat adiktif yang membuat perokok menjadi ketagihan.
Selain itu, faktor genetik dan lingkungan juga mempengaruhi seseorang
terkena penyakit kanker.
Akhir-akhir ini jumlah penderita kanker paru di Indonesia semakin
meningkat demikian juga di Solo Raya.
Sebenarnya risiko terkena kanker paru tidak hanya kepada
perokok aktif, namun perokok pasif juga demikian. Semakin lama
seseorang mempunyai kebiasaan merokok semakin tinggi risiko terkena
kanker paru terutama apabila kebiasaan merokok sudah dimulai sejak usia
lebih muda, tuturnya saat ditemui Solopos.com di RS Indriati
Solo Baru, belum lama ini.
Menurutnya, kanker paru adalah penyakit yang bisa dicegah. Namun,
kesadaran masyarakat terhadap bahaya merokok bagi diri sendiri maupun
orang lain masih rendah. Bahkan, sekarang juga cukup banyak penderita
kanker dari kaum wanita.
Kebanyakan kanker paru saat terdiagnosis sudah dalam stadium lanjut
yaitu stadium 3B atau 4 karena apabila ukuran masih kecil belum
menunjukkan gejala. Biasanya gejala baru dirasakan apabila kanker mulai
membesar, menekan organ lain atau mulai menyebar.
Selanjutnya timbul gejala seperti batuk, batuk berdarah, sesak, dada
ampeg, nyeri dada, suara serak, berat badan menurun dimana gejala
tersebut hampir mirip gejala penyakit paru kronik yang lain misalnya
Tuberkulosis (TB) paru.
Tidak jarang penderita kanker paru pada awalnya dianggap sebagai TB
paru. Oleh karena itu evaluasi selama pengobatan TB sangatlah penting,
terutama apabila tidak segera terjadi perbaikan klinis setelah diberi
obat TB.
Kanker berarti tumor yang ganas. Tumor ganas mempunyai cri-ciri yaitu
meskipun ukurannya masih kecil tumor ganas mampu menginvasi jaringan
sekitar dan dapat masuk ke pembuluh darah, mengikuti aliran darah lalu
tumbuh dan berkembang pada organ lain sedangkan tumor jinak meskipun
ukurannya besar akan tetapi hanya tumbuh di tempat primernya.
Setelah kanker menjalar penderita kanker paru dapat mengalami gejala
tambahan seperti nyeri tulang akibat penjalaran ke tulang, dada ampek
(sesak) akibat timbul cairan di selaput paru, atau pun sakit kepala,
kejang sampai penurunan kesadaran akibat penjalaran ke otak.
Untuk membedakan penyakit kanker paru dengan penyakit lain
dan untuk melihat stadium penyakit diperlukan pemeriksaan CT scan
(Computerized Tomography Scan), dan untuk mengobati kanker harus
terlebih dahulu diketahui jenis kankernya, jelasnya.
Biopsi
Jenis kanker paru diperiksa dengan mengambil
sel/jaringan tumor dengan cara biopsi paru melalui dinding dada atau
melalui bronkoskopi. Pemeriksaan CT scan, bronkoskopi dan Patologi
Anatomi tersedia di RS Indriati
Setelah ditentukan jenis, stadium dan tampilannya baru diputuskan
pemilihan terapinya. Apabila ditemukan masih dalam stadium dini dapat
dilakukan pembedahan sehingga prognosisnya jauh lebih baik.
Pada stadium lanjut dapat diberikan kemoterapi, radioterapi, serta
targeted terapi. Tujuan pengobatan pada stadium lanjut selain
memperpanjang harapan hidup yang terpenting adalah memperbaiki atau
meningkatkan kualitas hidupnya.
Operasi pengangkatan kanker bisa dilakukan jika kanker masih
terlokalisir (stadium 1 dan 2). Dari pengamatan saat operasi akan
ditentukan lagi perlu tidaknya diberikan kemoterapi atau radioterapi
pascaoperasi.
Prosedur ini digunakan untuk membunuh sel-sel kanker yang masih
tersisa. Pelayanan radioterapi juga tersedia di RS Indriati dan
merupakan satu-satunya rumah sakit swasta di Soloraya yang menyediakan
layanan radioterapi.
Kemoterapi
Pada penanganan kemoterapi konvensional untuk kanker paru umumnya
dilakukan setiap tiga minggu sebanyak empat sampai enam siklus.
Kemoterapi bekerja dengan cara membunuh sel-sel kanker, memperlambat
pertumbuhan sel-sel kanker, serta menghambat penyebarannya. Banyak
pasien yang awalnya takut untuk mendapatkan kemoterapi karena khawatir
terhadap efek sampingnya, akan tetapi saat ini telah banyak Regimen
kemoterapi generasi baru dengan efek samping yang tidak berat.
Dokter paru akan mempertimbangkan berbagai hal dalam pemilihan
kemoterapi dan mengantisipasi efek samping seminimal mungkin. Selain
kemoterapi konvensional untuk kanker paru jenis Adenokarsinoma dengan
mutasi EGFR dapat diberikan targeted terapi yang berbentuk tablet
diminum setiap hari dengan efek samping yang lebih minimal serta hasil
yang lebih baik.
Menurutnya, RS Indriati Solo Baru memiliki Tim kanker yang solid serta
ditunjang dengan berbagai peralatan yang diperlukan dalam melayani
pasien kanker paru agar kualitas hidupnya meningkat. Pemeriksaan dan
pengobatan sejak dini memberikan keberhasilan pengobatan yang lebih
baik. Berhenti merokok sekarang juga dan hindari asap rokok di sekitar
Anda.
Sumber Berita :
https://lifestyle.okezone.com/read/2017/....
Sumber Gambar : http://obatherbal-murah.com/wp-content/....
lifestyle.okezone.com,
27
November 2017
|