Dokter spesialis anak mengungkapkan bahwa jumlah pasien anak yang mengidap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat polusi di DKI Jakarta meningkat hampir 100 persen sejak Juni 2023 lalu.
Dokter Spesialis Anak, dr. Handoko Lowis, menyebutkan bahwa jumlah pasien anak yang mengeluhkan gejala ISPA di RSIA Family dan RSIA Grand Family Jakarta meningkat hingga 90 persen sejak tiga bulan lalu.
Menurut dr. Handoko, sebagian besar pasien anak yang diperiksa RSIA Family dan RSIA Grand Family Jakarta mengeluhkan gejala batuk, pilek, dan sesak napas. Bahkan, beberapa di antaranya terpaksa harus dirawat inap karena mengalami gejala serius.
"Jumlah pasien yang datang dengan ISPA atau batuk, pilek, sesak, dan bahkan harus dirawat itu meningkat sekitar 90 persen. Di polisakit, 90 persen [pasien anak mengalami] batuk, pilek, demam, bahkan ada yang sampai dirawat karena anak lemas akibat sesak napas," beber dr. Handoko di Jakarta, Kamis (21/9/2023).
dr. Handoko mengatakan, sejumlah kasus sesak napas pada anak cukup parah sehingga rumah sakit harus memberikan bantuan oksigen. Menurutnya, kasus ISPA ini salah satunya meningkat akibat kualitas udara di Jakarta yang semakin memburuk.
"Polutan yang tidak baik itu akan mengganggu saluran napas sampai paru-paru [dan] jaringan paru-paru. Akibatnya, pertahanan tubuh juga terganggu oleh proses inflamasi yang terjadi di dalam [tubuh]," jelas dr. Handoko.
"Penelitian menunjukkan bahwa apabila kita selama tiga hari berturut-turut terpapar polusi dalam kadar yang tinggi, itu akan meningkatkan risiko pneumonia atau infeksi di jaringan paru," imbuhnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, dr. Handoko mengimbau para orang tua untuk kembali menerapkan protokol kesehatan (prokes) dan disiplin melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terhadap anak, terutama di rumah.
"Jangan lupa melakukan protokol kesehatan yang selama ini dijalani selama pandemi, itu baiknya dilakukan termasuk perilaku hidup bersih dan sehat," imbau dr. Handoko.
"Pakai masker, rajin cuci tangan, bahkan menghindari kerumunan. Itu (menghindari kerumunan) tetap harus dilakukan supaya bisa terhindar dari kemungkinan terjadinya pajanan yang berlebihan," imbuhnya.
Selain itu, dr. Handoko juga mengimbau orang tua untuk rutin memeriksa nilai kualitas udara di lingkungan sekitar melalui aplikasi sebelum melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk membuka jendela dan mengajak anak bermain di luar ruangan.