PENYAKIT pneumonia atau infeksi jaringan paru-paru (alveoli) yang bersifat akut merupakan penyebab utama kematian balita di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO), pneumonia menyebabkan kematian pada 740.180 anak di bawah usia 5 tahun pada 2019, menyumbang 14% dari semua kematian anak di bawah usia 5 tahun.
Hal itu terkemuka dalam acara simposium Risk Factors and prevention of Pneumonia and Hepatitis A in Children yang diselenggarakan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di Bali pada 21 April 2024.
Dalam acara tersebut, Dokter spesialis anak Ida Bagus Subanada mengatakan kurangnya imunisasi lengkap menjadi salah satu penyebab pneumonia pada anak Indonesia.
Menurut data Kemenkes, pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada anak usia 0-11 bulan dan penyebab kedua pada anak usia 1-5 tahun di Indonesia. Secara global, diperkirakan terdapat 71 anak Indonesia yang mengalami pneumonia setiap jamnya.
"Anak yang melewati imunisasi dibandingkan dengan yang tidak, angka kematiannya lebih tinggi. Yang imunisasi mengurangi risiko untuk berkembangnya pneumonia berat," jelas Ida.
Langkah konkret telah diambil banyak pihak untuk mendukung upaya pencegahan pneumonia pada anak. Salah satunya adalah dengan menyediakan produk biofarmasi inovatif seperti Vaksin PCV 13 yang diproduksi PT Etana Biotechnologies Indonesia. Vaksin ini telah diproduksi secara lokal di Indonesia.
Director of Anti Infectious Business Unit Etana Indra Lamora menyampaikan kesadaran akan tingginya angka kematian akibat pneumonia pada anak menjadi pemicu utama Etana untuk fokus pada pencegahan penyakit tersebut.
"Vaksin ini ditujukan untuk memberikan perlindungan maksimal bagi generasi emas kita," ujar Indra Lamora, melalui keterangan tertulis. (Z-1)