APSR IDI Online KlikPDPI
APSR IDI Online KlikPDPI Halaman Admin Forum Umum Facebook Page Twitter Instagram Youtube
Press Release Perhimpunan Dokter Paru Indonesia HARI TUBERKULOSIS SEDUNIA (WORLD TB DAY) 2019
PP-PDPI, 25 Mar 2019 00:00:00

Saatnya Indonesia bebas TB, dimulai dari saya!


Tiap tahunnya Tanggal 24 Maret hari TB sedunia diperingati untuk mengingatkan kita dan masyarakat mengenai bahayanya penyakit TB serta dampaknya bagi pasien, keluarga dan masyarakat yaitu penularan, sosial dan ekonomi akibat kecacatan yang ditimbulkan oleh penyakit TB. Tanggal 24 Maret adalah tanggal dimana dr Robert Koch mengumumkan penemuan kuman penyebab sehingga membuka jalan untuk diagnosis dan pengobatan TB. Penyakit TB masih menjadi penyebab kematian akibat penyakit infeksi. Tiap harinya, hampir 4500 orang meninggal dunia akibat TB dan 30.000 orang menderita penyakit TB yang sebenarnya bisa dicegah dan diobati. Usaha global sudah dilakukan untuk melawan penyakit TB dan sudah menyelamatkan 54 juta jiwa sejak tahun 2000 dan rerata mortalitas akibat TB menurun sebanyak 42%. Indonesia adalah negara ketiga di dunia dengan beban TB terbanyak setelah India dan Cina, yaitu 842.000. Berdasarkan data TB Indonesia tahun 2017, mortalitas akibat TB adalah 107.000 (100.000-114.000) atau rerata 40 per 100.000 penduduk, insidens 842.000 (767.000-919.000) atau rerata 319.000 per 100.000 penduduk.
Kasus TB RO yaitu TB MDR/RR yaitu 26.000 atau 8.8 kasus per 100.000 penduduk. Permasalahan TB saaat ini bukan hanya TB sensitif obat tetapi juga TB resisten obat (TB RO) yang membutuhkan tatalaksana kompleks dan cukup lama. Disamping itu beberapa permasalahan berkaitan TB adalah penyakit penyerta pada TB atau komorbid yang
membutuhkan tatalaksana adekuat dan kolaboratif.
Beban TB di Indonesia termasuk tiga besar dunia, baik jumlah kasus, kesenjangan diagnosis dan pengobatan, TB pada penderita HIV, TB resisten obat (RO), TB dengan DM, pengendalian infeksi dan penularan, pencegahan. Meskipun demikian Indonesia menargetkan Eliminasi TB di 2030, artinya hanya 1 per sejuta kasus TB, kalau penduduk Indonesia saat itu 300 juta hanya 300 orang yang kena TB setahun.
Optimisme ini tentunya bukan impian, bukan slogan apalagi jargon semata, visi ini akan mampu diwujudkan apabila kita melakukan percepatan, inovasi dan konsisten serta upaya semua pihak, untuk itu tahun ini tema Hari TB sedunia adalah Eliminasi TB dimulai dari saya, setiap individu di negri ini perlu diajak untuk berkontribusi, bukan hanya pemangku kebijakan kesehatan atau klinisi, dengan sinergi yang baik.
Beberapa cara dilakukan untuk mengurangi penyakit dan kematian akibat TB, yaitu
- Meningkatkan akses pencegahan dan pengobatan TB
- Membangun akuntabilitas
- Memastikan pendanaan yang cukup dan berkesinambungan termasuk dana penelitian
- Menyerukan penghenatian stigma dan diskriminasi
- Menyerukan keberpihakan hak pasien
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) sebagai leader dalam memajukan kesehatan rakyat Indonesia selalu mendorong, mendukung, aktif dan bekerja sama dengan pemerintah dalam hal pemberantasan dan penanggulangan penyakit Tuberkulosis. PDPI selalu bekerja aktif dengan cara:
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan semua anggota PDPI mengenai penyakit TB sehingga semua anggota memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan panduan TB terbaru
- Berperan aktif sebagai narasumber atau konsultan dalam pembuatan panduan TB nasional
- Mendekatkan diri ke masyarakat dengan cara edukasi mengenai TB melalui media sosial, media cetak atau media TV PDPI sebagai organisasi juga telah memulai, sejak lama berbagai upaya sebagai tanggung jawab organisasi melakukan berbagai kegiatan untuk turut mencapai Eliminasi TB, salah satu langkah unggulan adalah sejalan demgan tanggung jawab profesi sejak tahun 2006 PDPI telah menjadi organisasi pertama pendukung tata laksana TB paripurna menggunakan standar internaional yaitu International Standard Tuberculosis Care, selanjutnya senantiasa terlibat dalam penyusunan dan pengembangannya, dilanjutkan sosialisasi dan edukasi ISTC bagi anggota dan sejawat lain yang terlibat dalam penanganan Pasien TB. Beberapa langkah
inovasi lain adalah PDPI kembali menjadi organisasi pertama dan utama menjalankan Public Private Mixed (PPM) bekerja sama dengan kementrian kesehatan dan donor. Implementasi PPM sejak 2009 hingga 2017 berhasil memberikan kontribusi notifikasi kasus TB dari layanan kesehatan swasta anggota PDPI sejumlah 8-25% di beberapa Kabupaten - Kota meliputi Jakarta, Tangerang dan sekitarnya, Bekasi, Bogor, Medan, Surabaya, Malang, Solo, Malang, Padang dan Riau. Dan 2018 hingga 2020 PDPI kembali mengelola program ini untuk diberlakukan kepada semua dokter dan profesi terkait pelayanan TB bekerja sama dengan YKI, dengan suppport dari berbagai organisasi dalam Koalisi Organisasi Profesi - KOPI TB di 37 Kabupaten / Kota. Upaya lain adalah menerbitkan berbagai panduan dan buku untuk menjadi acuan tata laksana TB di Indonesia, salah satunya adalah sejalan dengan upaya pencegahan sakit TB berupa pedoman Tatalaksana infeksi tuberkulosis laten. Tatalakssna TB laten merupakan salah satu inovasi pencegahan TB, terutama kepada kelompok berisiko.
Meskipun demikian, hingga saat ini perjuangan PDPI untuk turut mengeliminasi TB adalah kontribusi untuk memberikan terapi terbaik. Sebagai salah satu profesi yang banyak mengobati pasien TB, menjadi rujukan kendala yang ada adalah menangani kasus TB dengan berbagai komplikasi dan komorbid sehingga membutuhkan terapi yang tidak komprehensif, pemilihan paduan obat yang tepat dengan dosis yang adekuat. Di berbagai daerah termasuk di ibukota Ketersediaan obat TB dalam bentuk lepasan, semakin sulit, sehingga pasien sulit menjangkau. Untuk itu di era jaminan sosial saat ini PDPI berusaha dengan keras agar obat TB dapat kembali masuk ke dalam formularium nasional, sebagai rujukan ketersedian obat di Indonesia, dan agar TB juga menjadi penyakit yang dijamin oleh JKN juga berbagai asuransi yang lain. Hal ini menjadi prioritas saat ini karena pengobatan adekuat tidak hanya menjadi kunci keberhasilan pengobatan atau kesembuhan individu, tetapi berperan memutus mata rantai penularan, dan bahkan menjadi kunci utama pencegahan kasus TBRO yang lebih sulit dan lebih mahal pengobatannya.
Dengan berperan aktifnya PDPI secara kontinu maka diharapkan Indonesia dapat keluar dari negara dengan beban TB terbanyak di dunia dan menjadi Indonesia bebas TB tahun 2050.
Mari bersama eliminasi TB
Eliminasi TB dimulai dari saya
Dimulai dari kami, PDPI
TOSS TB!


Jakarta, 25 Maret 2019
Pengurus Pusat
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia


DR. Dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FISR, FAPSR
Ketua Umum

Juara III - PDPI Cab Malang
Uploaded on March 27, 2022