Sejarah Bedah Torak

sejarah bedah torak

Achmad Djohar, M.D. (Solok, West Sumatra, Indonesia, 1911, Malang, East Java, Indonesia, 1983), Chest Surgeon at the Military Hospital Soepraoen, Malang, East Java, Indonesia. (Dokter Achmad Djohar, lahir di Solok, Sumatera Barat, tahun 1911, Wafat di Malang, Jawa Timur, tahun 1983, adalah Ahli Bedah Toraks di Rumah Sakit Tentara Soepraoen di Malang).

achmad djohar
thoractomy under local anaesthesia

Translation into Indonesian (TERJEMAHAN) :

Dimana saja penyakit TBC (Tubercolusis) masih merupakan masalah utama bagi kesehatan dan pengobatannya tidak diterapkan secara memadai, seperti halnya di daerah-daerah di Indonesia, maka selama itu pembedahan tetap merupakan tindakan terakhir yang patut dilakukan bagi sejumlah besar pasien.
Didalam situasi demikian itu, tahun 1958 kami mulai melakukan pembedahan paru-paru dengan cara pembiusan total, namun karena tak adanya tenaga dokter anastesi yang berkualitas dan tak memadainya peralatan teknis, maka hasilnya menyedihkan. Dari 64 pasien yang dioperasi, 10 diantaranya meninggal.
Pada tahun 1962, Andor Szecseny, ahli bedah toraks (dada) ke 2 dari Klinik Bedah Universitas Budapest, mengunjungi Indonesia sebagai pimpinan tim medis dan mendemonstrasikan bagaimana membedah toraks (dada) secara aman dengan cara bius lokal.
Semenjak itu kami telah melakukan 215 kali bedah toraks (thoracotomies), terhadap 187 pasien dengan cara bius lokal (anestesi lokal), menggunakan tehnik Szecseny. Hasilnya cukup menjanjikan, karena hanya 2 pasien yang meninggal saat dioperasi dan 7 pasien meninggal dalam waktu 48 jam setelah operasi.

thoractomy under local anaesthesia 2
Scroll to Top